Penikmat

aku penikmat abu-abu dikaki langit. aku penikmat sepoi angin yang tak pernah takut membuatku tersenyum bahkan membuatku menahan sakit. aku penikmat pilinan nyanyian burung dipagi hari, yang kudengar berteriak memanggiliku.. aku penikmat rerimbun daun yang bergesek hanya untuk menanyakan kabarku. apakah itu benar untukku? apakah itu benar aku penikmat diri yang baik?? yang tak pernah malas untuk mengelus diriku dengan kebaikan-kebaikan pikiranku. yang lantas aku patahkan sendiri. aku hanya menenggak pahit. membiarkannya merajai pikiran yang hampir tak sadar.. tak sadar karena harus bertahan. tak sadar sadar karena harus melaju dengan perahu tanpa dayung.. terombang ambing dalam pekatnya ombak. aku ketakutan,, tapi apalah makna ketakutan untukku.. yang ada aku hanya dihantam dengan ribuan kata2 yang memotong hatiku. lantas hatiku berikrar aku tak akan pernah membalas semua itu. aku yang hanya akan dihujani kata2 yakin.. yah yakin… itu saja… semua bertutur demikian. apalah dayaku.. aku hanya berusaha utk terus menjadi penikmat abu2 di kaki langit, penikmat sepoi angin, penikmat nyanyian burung, penikmat rerimbun daun yang bergesek…

Leave a comment